Monday, January 6, 2020

Akibat Share-an yang Ternyata Hoax di Grup Keluarga Pagi Ini

Grup keluarga memanglah rentan akan penyebaran berita dan atau informasi yang mengandung konten HOAX alias gak bs dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ndilalah yang posting biasanya dalam hierarki keluarga ada di urutan "petinggi",jd kalo mau dikoreksi,yg muda suka ngerasa segan.

Tapi jangan segan itu dijadikan kebiasaan. 

Jelaskan. Sebab sesaat kamu tau, tanggungjawab penyebaran ada di kamu. 

Sampaikan dengan cara yang sopan dan jika kamu menghadapi penolakan, berikan bukti bahwa berita ato informasi yang disampaikan itu salah, atau kurang tepat, yang mana ini berarti, jadilah MAU untuk memilah berita dan atau informasi yang kita terima. Selain itu, kita juga harus paham sama yang namanya HOAX alias berita yang kejadian sebenarnya gak ada, tapi di ada-ada in, dengan berita yang sebenarnya memang ada, tetapi penyampaiannya sudah sedemikian rupa hingga mengaburkan bahkan menghilangjan fakta yang nyata terjadi. 

Kenapa? Karena tidak menutup kemungkinan, ada informasi yang benar dalam berita itu, atau informasi itu, tapi dibahasakan secara berlebihan sehingga dalam sekali baca, yang kita tangkap bukan fakta, melainkan tambahan-tambahan yang bisa atau seringkali ternyata, rekaan belaka.

Sudah, cukup. Negara 62 ini sudah cukup punya banyak kesimpangsiuran yang beredar, yok, jangan ditambahi.

Thursday, January 2, 2020

HAPPY NEW YEAR!!!

Hari kedua di tahun 2020 uda ngapain aja kalian gaes?
Gw? Rebahan lah! Rebahan is laif gaes!
Jadi gimana?
Apa resolusi lu tahun 2020?
Gw? Gak ada, gak buat resolusi, cuma pengen lebih banyak bersyukur, bersyukur gw dikasih hidup sampe hari ini meskipun agak overweight but dont't worry i'm working on it, no pressure but demi kesehatan memang kudu agak kurusan dikit, bersyukur masih punya keluarga, gak peduli sengeselin apapun mereka, bersyukur punya kerjaan dengan penghasilan yang meskipun gak bikin saldo gw berlebihan tapi setidaknya gak lagi gw dibiayain sama orang tua, bersyukur punya orang yang sayang dan peduli banget sama gw, bersyukur punya temen-temen yang bisa diajak ngebacot bareng, so yeah, nope, not making any resolusi, just going to live my life the fullest, semampu yang gw bisa, sambil tidak henti-hentinya bersyukur.

Ngeluh si tetep, ya namanya juga kambing yang terpapar manusia, tapi tetep, bersyukur nya harus kenceng diusahain.

So, cuma mau bilang, apapun resolusi yang kalian buat tahun ini, semoga satu persatu, atau mayoritas jika belum semuanya bisa kalian capai, tapi jangan pernah lupa untuk bersyukur ya, bersyukur, apapun yang terjadi, bersyukur, gak susah kok bersyukur, yang repot tu syukuran, GILLLLZZZZ kudu bikin panitia lu, sewa tenda, bersih-bersih rumah, bentang ambal, siapin makanan, kotak nasi, aqua gelas berkotak-kotak, pake ngundang-ngundang pula, nah itu baru repot, bersyukur mah gampil, santuy kapan aja bisa. Percaya sama gw.

Percaya lu sama gw? Padahal gw kambing lho, bukan Rudy Hadisuwarno, yaaaa ketauan umur.

Happy New Year 2020 gaes, semoga kita banyakan happy nya di tahun ini!

Wednesday, September 18, 2019

A short story of me and betrayal


Do you ever think closely about the concept of “Betrayal”? By definition, betrayal is the action of betraying one's country, a group, or a person; treachery. It has “Disloyalty", "Treacherous", and "Bad Faith” as synonym. So it make sense when the antonym is "Loyalty".

A betrayal is a violation of someone’s trust.

And I take it seriously.

I learned when I was 9, an adult is capable to hurt children by violating their innocence. And then another adult that was supposed to protect me, instead of defending me, blamed me for it. I was basically called a whore. I felt like a whore. I still feel like one. 

When I was 12, my father betrayed my mother. I watched them fight and I watched my mother turned into a shell of who she was that would just cry on the corner of a room. They made up with him promising not to do it again.

When I was 15, my father sat me down and told me that he’s leaving me because he loved another woman. He did it again. When the pain in my chest hit me, then I realized that he didn’t only betray my mother. He betrayed me and my brother. He betrayed his family.

I lived with anger for six years. Denying any feeling that I felt abandoned and unloved. I suppressed the thought that me and my family is not worth of his love. I did that by being the best student and the best person I could be. I lived by codes that at the time I didn’t realize was chaotic and shaping me into an adult that I am today.

I never could trust anyone. Every relationship was a wave of perfect romance to unstable anger. I learned that I’m capable of betraying people that I care about. I had no control of my emotion. Half of the time I didn’t feel anything. By 21 I knew something wrong with me, I knew it’s name but I wouldn’t self-diagnose. I was a psychology student at the time.  It would be a betrayal to my code.
  
I finally let myself to trust. To believe in the concept of love. She changed how I see the world and I confide. I wasn’t perfect, but it felt like we were. Until she cheated with a close a friend. 

I jumped to another relationship. We almost got married. But we had fundamental differences and one night she chose to abandoned me completely because that’s the only way she knows how to survive.

The similarity, they promised me..something. Something that doesn’t matter now because they couldn’t keep their promise. 

My parents re-married with each other in 2012. Weird, I know. I was in my parents wedding. Not a lot can say that if they are the biological child. But then we found out this year that he cheated again. This is the only betrayal that doesn't affect me anymore. I haven't considered him as a father since he walked out on us.

In the same year, I was finally diagnosed with Borderline Personality Disorder. Not without a series of messed up things and years of self destruction. There were several psychologists, depressions, self-harm, and suicide attempts. The diagnose is a relief and a curse. At least now I know for sure what kind of monster I am and (maybe) I can try to fight it.

Forgive me if this post is all over the place. I am not in the best state of mind and I need to pour it out somewhere. Because I just experienced another type of betrayal and I honestly don’t know how to handle it. “Practice makes it perfect” doesn’t work in trauma. 

For simplicity reasoning, I have to make my story compact. I am not a saint or victimizing myself. I’m just trying to explain that I’ve faced so many betrayals and why it hurts. I’d rather call myself a survivor but my self hate would call it a justification for a shitty person that I am.

Saturday, August 11, 2018

Astrologi bener ga sih?






Pertama-tama, gue mau disclaimer dulu. Topik postingan gue kali ini, Astrologi, mungkin bisa jadi sensitive case buat beberapa orang yang beneran percaya kalau Astrologi berpengaruh ke kepribadian seseorang. Jadi supaya jelas, gue ga ada maksud menyinggung orang-orang yang percaya dengan energi kosmos dan sebagainya karena ada orang-orang yang percaya sampai jadi semacam ilmu aliran agama. Kalau ga salah sih masuk ke aliran "New Age". 

Kalau salah, mohon dikoreksi. 

Gue juga ngerti kalau sebagian besar yang suka dengan astrologi sebenernya hanya buat main-main dan ngga percaya, tapi gue jadi agak khawatir sama yang beneran percaya tanpa pernah berpikir lebih lanjut sebenernya astrologi itu dasarnya ilmu apa. Padahal Astrologi di akhir abad 17 sudah ditinggalkan semenjak ilmu-ilmu sains seperti Astronomi dan Fisika berkembang pesat. Masa sih kita mau lebih terbelakang dari orang-orang yang hidup 400 tahun yang lalu?

Kalau sudah tau dasarnya apa dan masih percaya ya ngga apa-apa juga. Alasan pribadi orang beda-beda dan gue bisa menghormati perbedaan. Gue membahas topik ini dari sisi sains yang dilandasi dengan penelitian-penelitian empiris. Kalau yang percaya Astrologi percaya dengan ilmu kosmos ya lain POV. Yang bahaya itu yang percaya gitu aja tapi ternyata ngga pernah mencari tahu dasar-dasar ilmu Astrologi apa. Lebih parah lagi kalau percaya dengan alasan pengalaman pribadi.

"Semua Capricorn yang gue kenal begitu"
 Tapi nanti keluar juga kalimat,
"Padahal dia Leo lho..kok sifatnya gitu ya"

 err...

Astrologi kalau dijelaskan secara sederhana, merupakan ilmu untuk memprediksi kepribadian dan masa depan seorang individu berdasarkan letak-letak bulan, planet dan benda-benda langit lainnya. Detilnya cari tau sendiri yaaa.. soalnya agak ribet dan tujuan gue nulis ini juga bukan ngomongin si Astrologi sendiri.

Dua tahun yang lalu Profesor Mark Hamilton dari Universitas Connecticut mengeluarkan hasil penelitian di jurnal Comprehensive Psychology yang menyatakan kalau mereka menemukan ada hubungan antara bulan kelahiran seseorang dengan kepribadiannya. Tapi sebelum gue cerita lebih lanjut, harus diinget kalau hasil penelitian ini hanya berlaku untuk orang-orang yang tinggal di negara empat musim khususnya Amerika Utara.

Jadi, menurut hasil penelitiannya Pak Hamilton, kalau dihitung secara statistik terhadap 300 selebriti dari berbagai bidang, ternyata memang selebriti paling banyak lahir di bulan Februari. Selain itu orang-orang yang lahir dari bulan Desember hingga Maret cenderung lebih kreatif dan berkemauan keras. Sedangkan orang-orang yang lahir di bulan-bulan dengan jumlah hari genap cenderung memiliki kepribadian yang lebih ekstrovert dibanding dengan orang-orang yang lahir di bulan-bulan dengan jumlah hari ganjil. Alasannya? Sayangnya masih tebak-tebakan karena penelitiannya masih berbentuk kuantitatif dari perhitungan statistik tanggal kelahiran 300 selebriti tersebut. Seru nih kalau ada penelitian lain yang mau ngulik-ngulik lebih lanjut.

NAH, hasil penelitian Pak Hamilton bukan mau bilang kalau astrologi ternyata benar, tetapi aspek-aspek astrologi bisa jadi alat untuk membantu orang mengingat jadwal dan pola alam. Di sini deh baru gue bisa melihat unsur-unsur apa dari astrologi yang bisa gue terima. Sebagai kategori pengelompokkan seseorang lahir di bulan apa dan konsekuensinya lahir di bulan-bulan tersebut.

Penelitian lain yang serupa yang dilakukan oleh Universitas Queen Mary di London menemukan bahwa musim dingin sangat berpengaruh terhadap besarnya kemungkinan seseorang lahir dengan gangguan depresi, bipolar, atau skitzofrenia. Hal ini disebabkan oleh besarnya kemungkinan ibunya terkena Influenza di musim dingin atau tipe-tipe makanan apa yang tersedia dan tumbuh di musim dingin yang berpengaruh dengan gizi sang ibu. 

Hubungannya dengan Astrologi? Bulan kelahiran seseorang bisa ditarik mundur ke kapan ibunya masuk masa trimester kehamilan dan apa yang ibunya makan dan alami berkaitan dengan musim dan penyakit yang biasa ada. And voila...terbentuklah kelompok orang-orang dengan karakteristik yang mirip.

Lebih keren sebenernya kalau peneliti-peneliti lokal kita bisa meneliti lebih jauh tentang hal ini dan lebih fokus ke negara-negara tropis seperti Indonesia. Siapa tau ada aspek astrologi yang cocok dan bisa menjelaskan lebih baik misalnya kenapa orang-orang yang lahir di pertengahan tahun biasanya dianggap galak dan berani 😉

Stay smart ya guys!


Friday, May 4, 2018

A Note to Myself

Bangun tidur di pagi hari,melek mata lalu sadar...Ngerasain ngekost jg gw..Trus,kejadian jg gw kerja dan tinggal di ibukota,and surprisingly,i feel happy.

Dua hal yang dulu pernah sangat gw idam-idamkan,lalu keinginan itu meredup,sampai gak mau sama sekali,dan tiba-tiba,here i am,who would have known..

Sampai disini,gw jadi memahami kata-kata macam "Life is full of surprises","Be careful of what you wished for" dan "Time will tell"

Gimana gak,setidaknya dua tahun lalu,tanggal segini,gw masih bangun pagi,di kamar gw,di rmh nyokap,dlm keadaan blm lulus kuliah krn stuck sama tesis yg gw gak ngerti lagi harus digimanain,particularly jobless which means no money whatsoever,dan buang-buang perasaan untuk hal-hal yang gak penting.

Dan skg,disini gw,mencoba menulis di lembaran-lembaran baru dalam hidup gw,bersiap untuk mencoba berbagai cara untuk menjadi lebih baik daripada gw yang kemarin,syukur-syukur bisa memberi influence perubahan yang baik untuk siapapun atau apapun di sekeliling gw,dan hidup dengan lebih bahagia dengan apa adanya diri gw sendiri,plus dikasih orang yang benar-benar mau berbagi susah senang sama gw,a blessing i must say.

Tapi perjuangan belum berakhir,baru aja dimulai malah,karena life is indeed full of surprises,wish and hope does comes true,dan time will surely tells us about everything.

Tapi,selama kita masih dikasih nafas,dikasih hidup,satukan pikiran dan hati kita,sampaikan ingin kita,sebarkan energi positif kita,dan bersabar,kadang keinginan itu dikabulkan justru ketika kita uda gak kepikiran lagi,when it does happen,jangan lupa bersyukur,ngeluh dikit boleh kok,tapi buruan bangkit lagi,yang namanya usaha pasti ada hasilnya,sekecil apapun itu,dan hasil dari sesuatu yang diupayakan gak pernah mengecewakan,kalopun kita kecewa,coba dicari hikmahnya,dicari positifnya,being negative will never bring us to anywhere.

Saturday, January 13, 2018

Suatu Postingan

Ceritanya gw lagi jalan biasa, dengan kecepatan sedang dari ruang tamu rumah nyokap ke ruang tengah, tiba-tiba dlm otak gw yg gak seberapa pintar ini terbersit pemikiran tentang, betapa enaknya punya sepasang kaki yang mampu berfungsi dengan baik, sependek apapun ini kaki, dan sengilu apapun kadang pergelangan kaki gw rasanya akibat cedera yang uda cukup lama, but it still worked well, dan itu cukup untuk patut disyukuri.

Mksd drpd postingan gw kali ini adalah, dengan tanpa ada mksd menggurui atau apapun, di antara segudang bahkan lebih keluhan yang bisa kita utarakan sepanjang masa hidup kita di dunia ini, sudahkah cukup kita bersyukur?

Selain itu mksd dr postingan gw ini adalah, tak lain dan tak bukan karena.. gw iseng, sekian.

PS: colek2 kepneg dan ucuy markucuy, nulis woy nulis! XD

Wednesday, January 10, 2018

A good laugh a day,keeps A doctor away

Foto diambil sekali, diedit sekali juga pake aplikasi apa adanya di smartphone, mode nya charcoal.

Jadi, apa yang bagus dr buku ini?

Ni buku, asli, klo lu orangnya sarkastis, you'll gonna love it, tp tentu aja beda orang beda sudut pandang, beberapa orang mgkn akan nemuin hal2 yg offensive alias nyinggung dlm ni buku, tapi buat gw pribadi, gw nyengir2 terhibur dr awal ampe akhir, finished it sekali duduk!

Gaya bahasanya, simple, ada penggunaan istilah2 yg mgkn sulit utk langsung dipahami, tp gak sulit banget kok, beberapa mgkn ada yg akan merasa sang penulis, alias cak Nun terlalu memuji salah satu tokoh yg beliau sebutkan dan merendahkan yang lain, tp sekali lagi harus diingat, ini buku adl hasil pemikiran beliau, jadi wajar2 aja klo beliau punya kesukaan sendiri dan ketidaksukaan sndr, gw pribadi gak ngeliat itu sbg suatu masalah yg besar jd ttp bs dinikmati pemikirannya.

Intinya ni buku mnrt gw, banjir sarkasme, tp gak benar2 bermaksud nyelipin hinaan si di dlm kata2nya, justru mnrt gw beliau nyoba buat mengingatkan, meng encourage kita lewat sindiran2 halusnya, kalo hey, kita ini bangsa yang mampu maju kok, asalkan mau dan serius, tapi tentu banyaaak banget yg butuh diubah, dan yang utama yg perlu diubah tentu adl sikap dan pemikiran kita, dan ini buku mnrt gw cukup bs ngejelasin ttg sikap dan pemikiran kebanyakan bangsa kita yg layak bikin kita sndr, mgkn malu, ato minimal geleng2 kepala keheranan.

Ini buku gw dpt yg cetakan kedua, tahun 2016, sblmnya cetakan pertama tahun 2015 tapi sblmnya lagi tulisan cak Nun ini pnh diterbitkan tahun 2008, dengan dasar pemikiran yg uda ada sejak tahun2 sblm penerbitan jadi wajar klo dlm buku ini beliau ada nyebutin ttg masa kepresidenan sblm saat ini, tp tenang, nothing political about this, bener2 sosial budaya, very entertaining.